Gadis asal Tangse sebuah daerah di Nanggroe Aceh Darussalam, bernama Liza Fathiariani. Baru lulus dari Fakultas Kedokteran Unsyiah di awal Tahun 2012 ini namun dedikasinya terhadap masyarakat dengan melakukan tugas sebagai dokter sudah lebih dalam lagi.
Liza selain bertugas bekerja sebagai dokter dan melakukan pengobatan di daerahnya, sering melakukan penyuluhan ke berbagai sekolah, posyandu, organisasi bahkan kunjungan ke ruma -rumah. Tujuannya sudah pasti ingin memberikan edukasi dan pengetahuan kesehatan, diharapkannya bahwa masyarakat tak hanya tahu tentang solusi pengobatan saja.
Tapi masyarakat harus mengetahui juga cara menjaga kesehatan dengan upaya pencegahan.
Liza selain melakukan penyuluhan langsung tentang kesehatan juga memanfaatkan sosial media untuk membagi ilmu dan pengetahuan kesehatan yang dimilikinya, terutama Blog, semua itu dapat di simak di http://www.daratangse.blogdetik.com
Seorang dokter muda yang menyukai sastra, dari kecil hingga kini suka membuat puisi, cerpen dan artikel. Menurutnya, sastra itu indah dan segala ilmu pengetahuan dapat dengan mudah diserap jika ada penyampaian sastra didalamnya.
Karena sangat menyukai sastra, Liza bergabung dengan forum Lingkar Pena di Aceh. Putri dari pasangan Ibrahim (alm) dan Cut Mariani ini bercita-cita luhur ingin memajukan kesejahteraan kesehatan warga sampai ke pedalaman.
Untuk lebih detail mengenal sosok dokter muda ini, yuk kita simak obrolan bersamanya ;
1. Kenapa nama akun blognya bernama Daratangse?
“Daratangse itu artinya gadis Tangse. Awalnya terinpirasi dari sebuah lagu Aceh yang dinyanyikan Yakob Thailah, judulnya Dara di Tangse. Lagu itu menceritakan tentang kisah cinta seorang lelaki dengan dara Tangse dan cukup populer pada tahun 1999-2000. Jadi, teman-teman yang di berasal dari luar Tangse memanggil saya dengan sebutan dara Tangse. Waktu membuat akun di blogdetik tiba-tiba saja terpikir nama ini. Menarik juga kalau dijadikan akun.” Katanya sambil menambahkan icon senyum.
2. Sejak kecil punya cita-cita jadi dokter?
“Yup. Sejak kecil saya memang cita-cita menjadi dokter. Karena pekerjaan yang hebat di mata saya waktu itu adalah dokter dan guru. Pernah juga terpikir menjadi pembawa acara berita di televisi seperti Tengku Melinda. Kebetulan saat itu hanya ada siaran TVRI dan Tengku Melinda sering membaca berita dan ia terlihat sangat keren di mata saya.”
3. Setelah menjadi dokter , apa harapan Liza dalam pengabdian kepada masyarakat?
“Alhamdulillah sekarang saya telah menjadi dokter dan InsyaAllah bulan Mei akan melaksanakan internship di Rumah Sakit Kabupaten serta Puskesmas di daerah pedalaman. Sebuah amanah yang sangat besar. Harapan ke depan adalah seluruh masyarakat di Indonesia mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang memadai. Tidak ada lagi orang yang berkata; “saya tidak memiliki biaya untuk berobat ke rumah sakit.” Selain itu yang harus digaris bawahi adalah ketika kita berbicara tentang kesehatan maka bukanlah kuratif (pengobatan) penyakit saja yang berperan tetapi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promosi kesehatan sangat penting untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang cara-cara hidup sehat sehingga penyakitpun dapat dicegah (preventif). Bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati? Hal inilah yang menurut saya masih belum begitu dipahami oleh masyarakat.”
4. Jika ditugaskan di daerah terpencil dalam waktu lama, apakah bersedia?
“InsyaAllah bersedia.”
5. Apa suka duka menjadi dokter?
“Setiap profesi pasti ada suka dan dukanya. Apalagi dokter yang setiap hari berhadapan dengan pasien yang beranekaragam. Sukanya adalah ketika melihat pasien sembuh, melihat pasien memiliki semangat yang tinggi untuk hidup meski sedang menderita penyakit yang berat, ketika advice kita bisa dipahami dan dijalankan oleh pasien, dan ketika pasien menjadikan saya tidak hanya sebagai konsultan penyakitnya tetapi juga rekannya.”
“Kalau duka adalah ketika melihat pasien meninggal. Sedih sekali rasanya apalagi kalau pasiennya meninggal dan saya belum melakukan apa-apa. Namun, semua itu membuat saya sadar bahwa saya hanya manusia yang diberikan Allah ilmu untuk mengobati orang yang sakit sedangkan selebihnya adalah kehendakNya. Semua itu menyadarkan saya bahwa sebagai manusia apapun profesinya tidak boleh sombong karena semua itu adalah milik Yang Kuasa.”
6. Punya ketertarikan dalam dunia sastra?
“Pastinya. Sejak kecil saya suka menulis puisi, kemudian waktu duduk di bangku SMP sampai sekarang saya mulai menulis cerpen. Saking sukanya di dunia sastra saya bergabung dengan Forum Lingkar Pena Aceh.”
7. Apa harapan Liza terhadap dunia kedokteran masa kini?
“Ilmu kedokteran adalah ilmu yang terus menerus berkembang. Sangat banyak penelitian terbaru yang dilakukan para ahli terhadap penyakit dan pengobatannya. Kemudian, pemerintah pun saat ini berusaha agar distribusi dokter merata di semua daerah. Salah satunya adalah dengan menerapkan program internship ke rumah sakit dan puskesmas selama satu tahun untuk para dokter yang baru lulus. Menurut saya ini program yang sangat bagus, sehingga tidak ada lagi daerah-daerah yang kekurangan dokter. Dokter pada hakikatnya adalah orang yang memberikan pelayanan kesehatan, jadi sudah sepatutnya kita memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat sesuai dengan kode etik yang berlaku. Selain itu saya juga berharap pendidikan kedokteran semakin murah dan berkualitas.”
8. Bagaimana cara Liza sosialisasikan ilmu yang dipunyai kepada masyarakat luas?
“Dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat misalnya ketika posyandu atau saat melakukan kunjungan rumah (home visit). Juga memberikan penyuluhan kepada siswa-siswi mulai dari TK sampai SMA dengan mengunjungi sekolah mereka. Saya juga memanfaatkan social media seperti blog sebagai salah satu sarana untuk mensosialisasikan kesehatan.
9. Apakah Liza sudah mempunyai pencapaian dalam hidup? Dalam arti kepuasan dalam mengabdikan diri kepada masyarakat?
“Kalau ditanya tentang kepuasan, sebagai manusia tentunya rasa puas itu sangat sulit dicapai. Apalagi bagi seorang muslim, pencapaian dalam hidup adalah ketika ia syahid di jalanNya. Begitu juga dengan saya. Saya sering membuat resolusi dalam hidup, resolusi yang pada akhirnya akan dievaluasi. Lulus dan menjadi dokter pada awal tahun 2012 adalah salah satu resolusi saya. Alhamdulillah berkat doa dan usaha hal itu tercapai. Sampai saat ini saya merasa apa yang saya lakukan untuk masyarakat masih sangat kurang. Dengan profesi saya sebagai dokter, saya ingin terus berbenah diri agar dapat memberikan yang terbaik untuk mereka.”
10. Apa pesan Liza terhadap generasi muda sekarang?
“Pesan untuk generasi muda sekarang adalah janganlah lalai dengan teknologi. Teknologi ada untuk memudahkan pekerjaan kita. Tetapi jika kita lalai, maka hakikat teknologi yang seharusnya menjadi alat bantu malah menjadi boomerang. Rajin-rajinlah belajar dan jagalah attitude. Tanpa attitude semuanya adalah nonsense.”
11. Apa pendapat Liza tentang generasi muda masa kini?
“Generasi muda masa kini sangat hebat. Mereka mampu melakukan berbagai inovasi dan menghasilkan banyak prestasi. Namun, tidak sedikit juga di antara mereka yang pekerjaannya hanya nongkrong di warung kopi tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Banyak juga yang terjurumus ke narkoba. Padahal di pundak para pemudalah bergantung negara ini.”
Bio Data :
Nama : Liza Fathiariani
T.Tgl Lahir : Tangse, 6 Februari 1988
Pendidikan : TK Cut Nyak Dhien Tangse, SDN 1 Tangse, MTsS Jeumala Amal Lueng Putu, SMA N 2 Modal Bangsa, Fak. Kedokteran Unsyiah
Tokoh idola : Nabi Muhammad SAW, Umar RA
Warna kesukaan : Coklat, hijau, biru, dan pink
Hobby : Menulis, membaca, bersepeda
Nama kedua Ortu : Ibrahim (almarhum) dan Cut Mariani
Motto/Pandangan hidup : Khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Twitter : @Fatheeya